Sabtu, 28 Februari 2009

Mari Bermimpi, Agar Kita Maju Saat ini Juga!

oleh Ali Margosim Chaniago

Bolehkah bermimpi? Siapa yang melarang. Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa telah menganugerahkan mimpi kepada setiap hambaNya. Artinya mimpi itu adalah fitrah dari Allah. Nah, setiap orang yang bermimpi adalah pertanda rahmad dari Allah. Maka setiap kita bermimpi, kita harus bersyukur kepadaNya. Seperti apa mimpi yang harus disyukuri itu. Banyak ustazd mengatakan, mimpi yang dimaksud adalah mimpi yang memotivasi, membahagiakan, menyadarkan(Ehm...alias insyaf ba’da bermimpi). Sebab, mimpi seperti itu adalah mimpi yang dibimbing oleh Allah SWT.
Mimpi adalah hiasan tidur, ujar Ibu saya. Saya nggak tahu, kalimat itu beliau kutip dari mana. Tapi, amat benar. Rasanya, kalau tidur tanpa mimpi seperti padi hampa, tidak bernas. Tidak ada kesan yang mendalam. Padahal, salah seorang Al Ustazd dari Minang mengatakan bahwa tidur itu adalah mati seketika. Ruh kita menghadap keharibaan Allah untuk sementara. Ngapain,ya?Ya...nggak tahu. Itu sih yang tahu hanya Allah, sebab Dialah yang menguasai jiwa, raga, dan alam semesta ini. Kita tinggal mengaminkan kehendak Allah SWT. Tapi, jangan khawatir, Sobat!! Udah tahukan bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?
Lebih kurang 8 jam, tidur versi dokter. 4 jam versi Imam Syafi’i, dan beberapa ulama besar dunia lainnya. Nah, beberapa jam tersebut agar ruh kita mendapat bimbingan dari Allah, maka selaku muslim dianjurkan berdo’a.
Aku kutip dalam kitab Durratun Nashihin. Rasulullah Saw, berkata kepada Aisyah.”Wahai Aisyah, janganlah kamu tidur diatas ranjangmu, sebelum kamu menunaikan 4 hal berikut: Pertama, mengkhatamkan Al qur’an 30 juz. Kedua, Haji dan Umrah ke Baitullah. Ketiga, meminta salam kepada Rasulullah. Keempat, menyalami kaum muslimin.” Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu yang kau maksud?” Rasululllah Saw menjawab,”Pertama, bacalah Surat Al Ikhlas tiga kali. Kedua, ucapkanlah tasbih-tahmid dan tahlil tiga kali. Ketiga, bacalah shaalawat kepadaku. Keempat, ucapkanlah do’a untuk kaum muslimin.”(Al Hadist)
Sobat!InsyaAllah, kamu akan tidur dalam bimbinganNya. Dan, selamat bermimpi dalam rahmadNya. Siapa tahu kita-kita yang masih jahiliyah mendapatkan ilham dari Allah berubah total, dan menjadi pemenang. Bisa saja kan?

Sobat!Bagaimana dengan mimpi horor? Ba’da bermimpi, keringat kuning bercucuran, mata bengkak, badan benar-benar capek, nafas terengah-engah. Seharian merana. Sibuk memikirkannya. Wah busyett...!So, jangan lupa berdo’a.
Sobat!Mimpi adalah hiasan hidup. Bagaimana dengan yang dihias, alias Si Pemimpi. Adakalahnya kata Si Pemimpi kurang tepat digunakan. Karena kata itu biasanya digunakan untuk yang bersipat jamak. Tapi, tidak apa-apa. Bagi saya itu sah-sah saja digunakan. Alasannya, saya yakin sobat sering bermimpi baik siang hari maupun malam hari. Baik ketika tidur maupun ketika duduk sendirian. Melamun maksud saya. Ini sudah mimpi yang amat dahsyat. Pada saat itu, dalam waktu yang sekejab, saudara sudah melalang buana ke Negeri Kangguru(Australia) terus ke kanan menuju Negeri Hugo Chavez(Venezuela), terus ke negeri Paman Sam(Amerika Serikat), terus ke negeri Mendiang Putri Diana(Inggris), belok ke Bekas negeri Fir’aun(Mesir), next...Ka’batullah terus ke Semarang lagi. Bahkan lebih dahsyat lagi saudara berpiknik ke langit pertama ketemu dewa burung. Langit kedua ketemu dewa angin. Langit ketiga ketemu dewa air. Hingga ke langit ketuju, ketemu dengan dewa tertinggi. Maaf, nih menurut teman-temanku yang Hindu.
Kunjungan yang luar biasa. Bahkan ada teman saya dalam waktu tujuh menit. Ia telah menakhlukan perjalanan ke Surga dan Neraka. Sayangnya, ia kesana tidak bawa sandal. Akhirnya...nggak bisa singgah di surga. Padahal, ia sudah amat berharap seperti Nabi Idris(He he he maaf). Nabi Idris dan surga Firdaus. Nabi Idris dengan sengaja meninggalkan sandalnya di surga. Agar ia bisa berbalik lagi melihat surga. Ingat hanya untuk melihat. Dan tertinggalnya sandal itu bisa menjadi alasan kepada malaikat Ridwan untuk masuk lagi ke surga. Kalau tidak demikian, ia tidak akan dapat melihat lagi. Sebab, waktu pasportnya dah habis. Perjanjian dengan malaikat Jibril sudah mendekati deadline. Apa boleh buat.
Sobat!
Nabi Idris berhasil. Ia diberi kesempatan untuk kedua kalinya menginjakkan kakinya di surga. Jika Allah mengizinkan. Ia akan masuk surga yang ketiga kalinya sesudah kiamat. Luar biasa. Ialah Nabi yang mampu memecahkan rekor ke surga. Ngambil sandal kelamaan...akhirnya, Nabi Idris mendapat teguran dari Allah. Karena Allah, maka Nabi Idris kehabisan nyali. Ia kembali ke bumi. Ruhnya kembali menyatu dengan jasad. ”Alhamdulillah...”ujarnya.
Sobat!Cerita di atas saya kutip dari perkataan seorang Ulama dari Minang. Materi ini saya dapatkan saat kajian rutin malam jumat.
Kembali ke pemimpi!Sobat senang memimpikan apa? Apakah pernah seperti yang saya terakan diatas? Nih, saya akan bercerita tentang seorang pemimpi. Ia masih bujangan. Ia sedang menimba ilmunya di negeri rantau ini.
Pagi hari yang amat indah. Mentari pagi di kota ini menyeruak ke setiap celah. Menerangi kota dan jiwa-jiwa yang bersungkur. Embun pagi sebening permata jatuh berderai ke bumi khatulistiwa. Mengkilau diterpa mentari menyilaukan mata. Indah. Bunga melati indah. Semerbak harum mewangi mengalir ke hati. Di taman itu seorang Pujangga berdiri. Untaian kata-katanya, dan bisikan hatinya pada dunia ini:
”Andaikan suatu saat saya menjadi pemimpin di negeri ini. Saya tidak rela di pagi nan indah ini melihat anak-anak meminta-minta. Bapak-bapak meminta-minta. Ibu-ibu meminta-minta. Anak-anak meminta. Saya tidak rela melihat para pemulung berkeliaran semenjak shubuh. Pagi nan indah jangan dikotori. Saya akan mengumpulkan mereka di kantor gubernur. Saya akan memaksa mereka olah raga pagi bersama saya, makan pagi bersama saya, bersenda gurau dengan saya, berbagi cerita dengan saya, dan berdoa bersama yang dipimpin oleh Kiyai. Selanjutnya, saya mengundang mereka tiap awal bulan. Dan, saya mewajibkan seluruh perangkat pemerintah daerah hadir dengan membawa amplop masing-masing. Semua pejabat harus memilih salah satu diantara mereka sebagai teman bercerita selama tiga jam tersebut. Pejabat yang sukses parameternya adalah siapa yang paling dicintai, disayangi oleh para pemulung, anak yatim, anak terlantar, dan kakek-nenek jompo tersebut. Saya akan membentuk tim khusus penilai yang independent.
Para anggota dewan yang katanya wakil rakyat itu juga saya himbau. Semoga ia semakin sadar. Sebenarnya dia duduk di gedung itu untuk apa. Untuk kekayaannnya atau untuk kesejahteraan rakyatnya. Selamat rakyat...
Kalau tidak ditakdirkan jadi pemimpin. Saya lebih memilih jadi pengusaha. Saya akan memulainya dengan usaha kecil-kecil dulu. Seperti perkebunan Lidah buaya, coklat, cengkeh. Mungkin awalnya cukup dengan sepuluh karyawan. Mereka yang bekerja dengan saya adalah orang-orang desa yang berekonomi lemah. Mereka akan saya didik untuk terampil, jujur, dan disiplin, dan saling berkasih sayang. Tidak cukup itu, mereka saya didik untuk shalat yang khusuk, giat tadarus, dan suka membantu orang lain. Nah, untuk mewujudkan ini saya akan meminta mereka ikut kajian di rumah saya. Yang bisa saya sendiri yang medidik, dan kuundang para Kiyai, Syekh, atau Ustazd. Harapan saya, mereka tidak hanya diberi gaji tapi juga dikokohkan imannya, akhlaknya, dan ilmunya. Saya bilang ke mereka bahwa kita adalah satu keluarga. Untung saya adalah untung mereka. Dan rugi mereka juga rugi saya.
Ehmmm...kalau takdir Allah lain. Saya ditakdirkan jadi PNS(Pegawai Negeri Sipil). Maka saya harus disiplin, jujur, dan kerja keras. Saya harus datang tepat waktu. Saya tidak mau mengurangi jam kerja, dan untuk menambahinya pun kalau saya mampu. Katakanlah waktu dinas di kantor 7 jam. Saya harus 7 jam. Sebab, bila saya menguranginya berarti saya berdosa. Gaji yang saya terima tidaklah halal bila saya curang sekalipun itu uang negara. Ketahuilah uang negara adalah uang rakyat. Rakyat saja yang mati-mati membayar pajak ini dan itu, banyak yang mati busung lapar. Kekurangan gizi, tidak mencicipi pendidikan layaknya seperti saya. Ah...saya malu. Kalau saya curang, saya jauh lebih hina dari pada yang berkaki empat.
Saya harus jujur. Milik kantor adaalah milik kantor, sekalipun itu hanya sebuah pena. Saya tahu bahwa itu bukan milik saya. Pada suatu saat nanti saya akan ditanya tentang pena itu. Dengan apa harus saya jawab, karena memang bukan milik saya. Tapi, milik rakyat.
Saya harus kerja keras. Karena saya manusia yang beruntung, bisa mencicipi dunia pendidikan. Padahal, rakyat banyak yang tidak bisa sekolah karena tidak ada biaya. Saya tahu, saya bisa sekolah dengan enjoy karena disubsidi rakyat...Oh, rakyat...saya akan bekerja keras untukmu...”
Sang pujangga itu terbangun dari lamunannya. Ia bermimpi menjadi seorang gubernur yang langka di bumi seantero ini. Ia bermimpi menjadi pengusaha yang berhati emas. Ia bermimpi menjadi PNS yang amanah. Kita berdoa kepada Allah semoga Allah mengabulkan salah satu mimpinya, dan juga mimpi-mimpi kita. Amin Ya Rabbul ‘Alamin....

1 komentar:

  1. bermimpilah maka Alloh akan menggenggam mimpi kita. kata dari seorang Andrea. ya mimpi itu indah tapi juga menyakitkan jika mimpi itu akan membunuh angan kita. seperti mimpi seseorang yang sangat bodoh! memimpikan sesuatu yang tak mungkin terjadi padanya, ia begitu munafik!
    dia yang tak pernah dapatkan dua mimpi....

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungan anda. semoga bermamfaat buat kebaikan anda. Tinggalkanlah sesuatu (komentar) yang membuat anda selalu kami kenang. salam dahsyat. penulis. ALI MARGOSIM CHANIAGO